Tips Memanfaatkan Blog Ini

  1. Perhatikan tanggal penulisan dan tanggal update artikel. Semakin baru tanggal-tanggal ini, semakin valid informasi yang tercantum.
  2. Harap membaca komentar-komentar terkait sebelum bertanya; bisa jadi hal yang ingin Anda tanyakan sudah terjawab.
  3. Pertanyaan dapat disampaikan lewat bagian komentar atau lewat akun Twitter @asyafrudin.

Senin, 14 November 2011

Publikasi Update Blog ke Facebook dengan ifttt

Ada banyak layanan yang dapat kita gunakan untuk mempublikasikan blog post terbaru kita ke situs jejaring sosial seperti Facebook. Beberapa di antaranya yang pernah saya gunakan adalah twitterfeed dan dlvr.it. Kedua layanan tersebut merupakan layanan yang dapat diandalkan untuk urusan meneruskan publikasi blog post terbaru ke berbagai situs jejaring sosial.

Satu layanan lain yang dapat digunakan untuk melakukan hal yang sama seperti twitterfeed dan dlvr.it adalah ifttt. Saya baru saja mencoba layanan ifttt ini untuk mempublikasikan blog post di beberapa blog saya ke Facebook. Dalam tulisan ini saya hanya akan memaparkan betapa mudahnya konfigurasi yang perlu saya lakukan untuk mempublikasikan blog asyafrudin.blogspot.com ke akun Facebook pribadi saya sendiri.

Sebelum kita melanjutkan ke bagian teknis. Ada 4 (empat) istilah dasar dalam ifttt yang harus kita ketahui, yaitu taskchannel, trigger, dan action. ifttt sendiri adalah singkatan dari "if this, then that" (bila ini, maka itu). Jadi maksudnya trigger dan action sudah cukup jelas. trigger menggambarkan "ini" dan action menggambarkan "itu". Channel adalah istilah untuk berbagai layanan yang didukung oleh ifttt. Sementara setiap pasangan trigger dan action ini disebut task.

Jadi dalam contoh kasus yang saya sebutkan di atas, kita akan membuat task yang trigger-nya adalah saat sebuah blog post baru dipublikasikan di asyafrudin.blogspot.com dan action-nya adalah mempublikasikan entri ke blog post yang baru itu di akun Facebook saya. Ada dua channel yang terlibat di sini, yaitu Feed dan Facebook.

Langsung saja ke inti tulisan ini. Langkah-langkah konfigurasi untuk contoh kasus yang saya sebutkan di atas adalah sebagai berikut:
  1. Sign in ke dalam situs ifttt.com.
    Silakan daftar bila belum terdaftar. Proses daftar ke ifttt ini sangat sederhana dan straightforward.
  2. Setelah sign in, kita akan masuk ke Dashboard. Klik tombol Create a task untuk mulai membuat task yang kita butuhkan.
  3. Dari sini langkah-langkahnya benar-benar mudah diikuti. Awalnya kita akan melakukan konfigurasi trigger. Klik link this.
  4. Pada pilihan channel, klik tombol (ikon) Feed.
  5. Pada pilihan trigger, klik New feed item.
  6. Masukan URL feed dari asyafrudin.blogspot.com dan klik Create trigger.
  7. Langkah selanjutnya adalah konfigurasi action. Klik link that.
  8. Pada pilihan channel, klik tombol (ikon) Facebook.
  9. Pada pilihan action, klik Create a link post.
  10. Kita akan melihat konfigurasi default untuk action yang kita pilih. Ubah konfigurasi ini sesuai kebutuhan dan klik Create action.
    Perlu diperhatikan bahwa dalam mengubah konfigurasi ini kita dapat memanfaatkan Addins yang tersedia untuk masing-masing trigger atau action.
  11. Langkah terakhir adalah memberikan deskripsi untuk task yang baru saja kita buat. Setelah itu, klik tombol Create task.
Mudah, bukan?

Bahkan tanpa tutorial seperti ini pun, konfigurasi task di ifttt tetap mudah diikuti. Mulai dari konsep sampai implementasi teknis dari layanan ini bersifat intuitif. Dengan berbagai pilihan channel yang tersedia, kombinasi trigger dan action yang dapat kita buat akan menjadi sangat banyak. Layanan ifttt ini dapat digunakan untuk jauh lebih banyak task ketimbang sekedar menjadi alat untuk mempublikasikan blog post baru di jejaring sosial kita.

Semoga bermanfaat!

--
Amir Syafrudin

Rabu, 28 September 2011

Menggunakan fitur List dan Subscription di Facebook (2)

Dalam tulisan Menggunakan fitur List dan Subscription di Facebook sebelumnya, saya hanya membahas fitur List. Hal itu saya lakukan dengan tujuan agar post yang saya buat tidak terlalu panjang --dan saya masih memiliki bahan untuk membuat post selanjutnya. Jadi, pembahasan penggunaan fitur Subscription di Facebook akan saya tuangkan dalam post ini.

SUBSCRIPTION
Subscription memiliki fitur yang serupa (tapi jauh berbeda) dengan fitur List. Keduanya sama-sama memberikan kontrol yang lebih baik terhadap arus keluar-masuknya status updates di akun Facebook kita. Perbedaannya adalah List itu dapat digunakan untuk mengakses dan berbagi status updates dari orang-orang yang sudah menjadi Friends kita, sementara Subscription itu berlaku untuk semua orang di muka bumi ini --yang terdaftar di Facebook tentunya.

Langsung saja ke praktek.

Membuka Status Updates ke Ranah Publik
Hal pertama yang mungkin dilakukan dengan adanya Subscription adalah kita dapat membiarkan status updates kita dibaca oleh siapa saja yang memiliki akun Facebook. Yang perlu kita lakukan adalah:
  1. Masuk ke dalam halaman profil Facebook kita dan klik Subscriptions di bawah Profile Picture kita.
  2. Klik tombol Allow Subscribers.
Dengan dua langkah di atas, setiap pemilik akun Facebook sudah bisa mengakses status updates kita. Hanya saja tidak semua status updates kita dapat diakses oleh publik. Yang benar-benar dapat diakses oleh orang yang tidak termasuk Friends kita hanya status updates yang memang secara eksplisit kita buat Public. Saya yakin pilihan Public ini sudah sering kita lihat saat kita update status di Facebook, baik versi web maupun mobile.

Mengakses Status Updates yang Bersifat Publik
Hal kedua yang mungkin dilakukan dengan adanya Subscription ini adalah kita dapat mengakses status updates dari siapa saja di Facebook. Siapa saja? Ya, siapa saja --yang sudah mengaktifkan Allow Subscribers tentunya. Yang perlu kita lakukan adalah mengakses profil Facebook orang yang ingin kita kuntit ikuti dan klik tombol Subscribe di pojok kanan atas profil tersebut.

Tombol Subscribe
Setelah itu, kita dapat memilih jenis update apa yang ingin kita ikuti. Gerakan (jangan klik) mouse ke tombol Subscribe yang kita klik sebelumnya dan pilihan jenis update itu akan keluar. Kita cukup klik jenis update yang kita ingin ikuti (atau tidak ingin ikuti). Kalau kita memutuskan untuk berhenti mengikuti update dari pemilik akun Facebook terkait, kita cukup klik pilihan Unsubscribe.

Jenis Update
Mudah, bukan?

Yang lebih menarik lagi adalah Subscribe/Unsubscribe ini pun berlaku untuk orang-orang yang menjadi Friends kita. Walaupun kita secara otomatis Subscribe ke semua orang yang menjadi Friends kita, saat ini kita bisa memilih jenis update yang ingin kita terima dari masing-masing Friends kita. Kalau ingin melangkah lebih jauh lagi, kita pun bisa memilih untuk Unsubscribe dari orang-orang tertentu.

Misalnya ada salah satu Friends kita yang gelombang update-nya terlalu dominan, terlalu banyak upload foto, terlalu banyak aktivitas game, atau hal-hal lain yang kita rasa terlalu mengganggu, kita bisa pilih jenis update yang hanya ingin kita ikuti atau sekalian saja Unsubscribe. Keuntungannya adalah arus status updates yang masuk ke akun Facebook kita menjadi lebih terkontrol tanpa harus mengorbankan hubungan dengan orang-orang yang menjadi Friends itu.

CATATAN
Dengan adanya fitur Subscription ini, saya melihat ada dua dampak negatif yang mungkin (atau malah sudah jelas) muncul, yaitu cyber-narcissism dan cyber-stalking. Dengan membolehkan pengguna Facebook membuka status updates ke ranah publik, tingkat cyber-narcissism dapat dipastikan akan meningkat. Para pengguna Facebook yang memiliki kecenderungan egosentris akan semakin memamerkan dirinya ke publik. Bukan tidak mungkin kita akan melihat para pengguna Facebook mulai sibuk menambah (dan pada akhirnya memamerkan) jumlah Subscriber mereka.

Yang lebih parah adalah cyber-stalking. Masalah cyber-stalking ini sudah ada sejak lama di berbagai situs jejaring sosial. Bahkan saat Facebook masih mengharuskan pertemanan itu terjadi dari dua arah (melalui Friend Requests), tidak sedikit pengguna akun Facebook yang cuek saja berteman dengan orang-orang yang tidak mereka kenal. Dengan adanya fitur Subscription, siapa pun bisa mengikuti status updates kita. Cyber-stalking akan menjadi lebih mudah dengan fitur Subscription ini.

Bayangkan kalau kita tanpa sengaja memasang status bahwa kita sedang sendirian di rumah ke Public. Bila salah satu dari Subscriber kita memiliki niat jahat, maka status "sedang sendirian di rumah" itu akan membawa risiko tersendiri. Perampokan? Mungkin saja.

Tiga paragraf di atas tentu saja tidak akan menjadi masalah besar bila pengguna Facebook (kita) mau lebih berhati-hati mengumbar status. Kalau ada status yang memang tidak perlu diketahui oleh publik, kita batasi saja status tersebut untuk konsumsi orang-orang yang menjadi Friends kita. Kalau ingin lebih hati-hati, ada baiknya kita tidak mengaktifkan Allow Subscribers untuk akun Facebook kita.

Semoga bermanfaat. Safe surfing!

--
Amir Syafrudin

Senin, 26 September 2011

Menggunakan fitur List dan Subscription di Facebook

Persaingan jejaring sosial bergulir kembali. Menyikapi kehadiran Google+, Facebook pun melakukan banyak perubahan pada fitur-fiturnya sendiri. Perubahan yang dilakukan pun cukup banyak. Kemungkinan besar para pengguna Facebook pada umumnya akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk bisa memahami dan menggunakan fitur-fitur baru di Facebook.

LIST
Salah satu perubahan yang menarik untuk dicoba di Facebook adalah fitur List. Sebelumnya fitur List di Facebook ini sebatas digunakan untuk mengelompokan Friends kita ke dalam kelompok tertentu. Saya sendiri sebelumnya menggunakan List ini untuk mengumpulkan keluarga, teman-teman sekolah, teman-teman kuliah, dan rekan-rekan kerja. Semua List yang saya buat itu saya gunakan bila saya ingin melihat status updates dari orang-orang dalam List tertentu.

Yang disayangkan adalah fitur List ini sedikit sekali diekspos oleh Facebook. Jadi tidak heran kalau sebelumnya banyak pengguna Facebook yang bahkan tidak mengetahui keberadaan fitur List ini. Akan tetapi, Facebook saat ini sudah mulai memaksimalkan fitur List. Fitur List ini bahkan dibuat sedemikian rupa sehingga mirip (atau bahkan melebihi kemampuan) fitur Circle di Google+.

List dapat diakses di sidebar dalam bagian Home di Facebook. Saat pemakaian pertama kali, daftar List yang dapat kita akses adalah kombinasi dari Default List (Close Friends, Acquaintances, dan Restricted), Smart List (yang otomatis dibuat berdasarkan status keluarga, pendidikan, dan pekerjaan), dan Old List (yang sebelumnya kita buat sendiri).

Default List
Smart List
Seandainya Old List yang kita punya tumpang tindih dengan Default List atau Smart List, kita dapat menggabungnya menjadi satu dengan fitur Merge List. Misalnya saya memiliki List Family dalam Old List saya yang tumpang tindih dengan List Family dalam Smart List saya. Untuk menggabungkan kedua list tersebut, saya buka Smart List Family lewat sidebar. Selanjutnya saya klik tombol Manage List di pojok kanan atas dan klik pilihan Merge List. Selanjutnya kita tinggal memilih Old List Family untuk digabungkan ke dalam Smart List Family.

Manage List
Merge List
Sebagaimana fitur List sebelumnya, fitur List yang baru memungkinkan kita melihat status updates dari orang-orang tertentu saja. Contohnya List Family di atas memungkinkan kita melihat status updates dari keluarga kita saja. Perbedaannya dengan fitur List yang lama adalah fitur List yang baru pun memungkinkan membatasi siapa saja yang bisa membaca status updates kita. Hal ini yang membuat saya mengkaitkan fitur List yang baru di Facebook ini dengan fitur Circle di Google+.

Status Updates untuk List tertentu
Dengan fitur List yang baru di Facebook, kita bisa memilih siapa yang ingin kita baca statusnya dan kita bisa memilih siapa yang bisa membaca status kita. Dengan begitu, kita memiliki kontrol yang lebih baik terhadap arus informasi yang beredar di seputar akun Facebook kita. Pada akhirnya, kita pun akan memiliki kontrol yang lebih baik terhadap perilaku sosial kita di Facebook.

SUBSCRIPTION
Fitur lain yang fungsinya serupa dengan fitur List adalah Subscription. Paparan mengenai fitur Subscription ini akan saya tuangkan dalam post selanjutnya; insya Allah.

--
Amir Syafrudin

Kamis, 14 Juli 2011

Menggunakan Huddle dan Private Message di Google+

UPDATE (15 Januari 2014)
Huddle/Group Chat sudah lama berganti nama menjadi Hangouts. Private Message bisa dilakukan dengan cara yang tercantum di bawah atau langsung lewat Hangouts.

Tulisan Awal
Huddle adalah istilah yang Google berikan untuk Group Chat di Google+. Jadi Huddle itu hanya Group Chat? Iya. Huddle hanya sebuah istilah. Tidak percaya? Ya sudah. Sementara Private Message (biasa disebut Message di Facebook atau Direct Message di Twitter) itu tidak ada di Google+. Tidak ada Private Message? Secara teknis, tidak ada. Untungnya Google+ memungkinkan kita mengirim post ke orang-orang tertentu saja. Ini bisa kita ibaratkan mengirim Private Message. Caranya? Ada di bawah.

Group Chat
Mengaktifkan Group Chat ini mudah dan intuitif. Asumsinya kita sudah sign in ke fitur Chat ini. Pertama, kita pilih salah satu kontak yang online di Chat. Tampilan chat window akan muncul di bagian bawah browser kita.

Google+ Chat
Klik tombol Add a Person (lihat gambar di atas) untuk mulai mengajak kontak yang lain untuk bergabung. Proses selanjutnya sangat intuitif. Jumlah orang yang bergabung bersama dalam satu chat session dapat dilihat di title bar masing-masing chat window (lihat gambar di bawah).

Google+ Group Chat
Sekedar informasi saja. Kontak dalam fitur chat di Google+ adalah kombinasi dari Plusser (ada usulan istilah lain?) yang ada di dalam Circle kita dan kontak Google Talk kita. Jadi, daftar kontak chat kita di Google+ bertambah banyak bila dibandingkan dengan Google Talk. Itu pun kalau ada Plusser di dalam Circle kita yang sign in ke Chat di Google+. Kalau tidak ada, sama saja bohong.

Private Message
Google+ (saat tulisan ini dibuat) tidak menyediakan Inbox atau fitur sejenis yang umum kita lihat di Facebook dan Twitter. Justru awalnya saya sempat berpikir bahwa Google+ memang tidak menawarkan fitur Private Message ini. Setelah saya telusuri, fitur ini tetap tersedia. Hanya caranya saja yang agak berbeda. Saya lanjutkan di bawah.

Untuk mengirim Private Message ke orang-orang tertentu, kita tetap menggunakan share box yang biasa sebagaimana kita update status ke Circle kita atau ke Public. Perbedaannya ada pada tujuan. Kalau biasanya kita memilih Circle atau Public, untuk Private Message ini kita pilih satu per satu Plusser yang kita mau.

Share hanya ke satu Plusser
Seperti contoh pada gambar di atas, kita dapat share sesuatu hanya untuk satu Plusser saja. Hal ini dapat dilakukan dengan mention Plusser tersebut atau menambahkan Plusser tersebut di kotak Add people (atau Add more people pada gambar di atas). Nantinya yang dapat membaca post kita pun hanya Plusser yang kita tuju. Akan tetapi, kita tidak bisa berhenti di sini. Saya lanjutkan di bawah.

Disable Reshare
Untuk memastikan bahwa post kita hanya dibaca oleh Plusser yang kita tuju, kita harus klik Disable Reshare seperti contoh pada gambar di atas. Dengan begitu, Plusser yang menerima post kita pun sudah dipastikan tidak dapat meneruskan post tersebut ke siapa pun. Lain cerita kalau Plusser terkait copy dan paste. Yang ini jelas tidak bisa dibatasi.
Update (25 Agustus 2011)
Pilihan Disable reshare berubah menjadi Lock this post.
Demikian penjelasan mengenai Group Chat dan Private Message. Group Chat jelas sebuah kelebihan Google+ bila dibandingkan Facebook. Twitter tidak kita hitung untuk urusan chat. Sementara Private Message (atau Private Post) itu sendiri bisa menjadi kelemahan.

Alasan pentingnya Inbox adalah untuk memisahkan antara informasi-informasi yang bersifat umum dengan pesan-pesan spesifik yang sifatnya terbatas. Itu alasannya kenapa Facebook membedakan antara Status Update dan Message atau Twitter membedakan antara Tweet dan Direct Message. Bayangkan dialog berikut:
Amir: "Oy oy. Link-nya dah gw kirim lewat Private Message ya."
Plusser: "Kapan?"
Amir: "Tiga jam yang lalu sih."
Plusser: "Ealah. Kirim lagi deh. Pusing gw nyarinya kalau campur aduk sama post yang lain."
Aneh, bukan?

Semoga bermanfaat!

Baca juga: Google Talk Group Chat (Chat Rooms) - Tidak sama dengan Group Chat di Google+

--
Amir Syafrudin

Selasa, 12 Juli 2011

Mematikan Notifikasi di Google+

UPDATE (15 Januari 2014)
Antar muka untuk merubah notifikasi sudah mengalami banyak perubahan sejak tulisan di bawah dibuat, tetapi alurnya secara mendasar tetap sama. Terlepas dari itu, fungsi "Mute" yang dijelaskan di bawah masih tersedia.

Tulisan Awal
Saya yakin semua pengguna situs jejaring sosial sudah familiar dengan istilah Notifikasi. Di Facebook, misalnya, notifikasi akan disampaikan kepada kita saat ada pengguna Facebook lain yang mengomentari status kita atau saat ada pengguna yang menuliskan sepatah-dua patah kata di Wall kita. Di Twitter, misalnya, notifikasi akan disampaikan kepada kita saat ada pengguna Twitter lain yang mengirim Direct Message atau mention kita dalam status mereka.

Google+ pun sudah pasti memiliki fitur ini. Juga seperti Facebook dan Twitter, Google+ pun menyediakan pilihan untuk mematikan notifikasi ini. Perbedaannya adalah Google+ memungkinkan kita mematikan notifikasi khusus untuk post (status) tertentu saja. Tujuannya untuk apa? Bayangkan status kita berisi komentar-komentar yang sudah tidak lagi relevan atau kita ikut berkomentar di sebuah status yang komentar-komentar lanjutannya pun ngalor-ngidul tanpa tujuan. Apakah kita bersedia menerima notifikasi setiap ada komentar yang tidak relevan (baca: yang tidak mau kita baca)? Jawaban saya, tidak.

Cara mematikan notifikasi di Google+ adalah sebagai berikut. Untuk mematikan notifikasi total (dan melepaskan diri kita dari cengkraman orang-orang liar di Google+), klik gambar gerigi di pojok kanan Google+ Bar di Home kita. Pada menu yang muncul, klik Google+ settings.

Google+ settings
Di tampilan Google+ settings yang muncul, cek bagian Receive notifications dan pilih jenis notifikasi yang tidak kita inginkan. Selesai! We got our life back.

Receive notifications
Seandainya kita hanya ingin mematikan notifikasi untuk status-status tertentu saja, kita harus masuk ke bagian Notifications, baik lewat sidebar di Home kita atau lewat tombol indikator notifikasi di Google+ Bar kita.

Notifications
Untuk mematikan notifikasi lewat bagian Notifications (lihat gambar di atas), cukup klik tombol menu di masing-masing status yang ingin kita matikan notifikasinya. Pada menu yang muncul, klik Mute this post.


Untuk mematikan notifikasi lewat tombol indikator notifikasi di Google+ Bar kita (lihat gambar di atas), cukup klik notifikasi terkait dan klik Mute this post.

Sekali lagi, selesai! We saved ourselves from those savages without sacrificing our social life.

Semoga bermanfaat!

--
Amir Syafrudin

Senin, 11 Juli 2011

Menggunakan Circle di Google+

UPDATE (15 Januari 2014)
Antar muka untuk pengaturan Circle sudah mengalami banyak perubahan sejak tulisan ini pertama kali dipublikasikan, tetapi fungsi dasarnya tetap sama seperti yang dijelaskan di bawah.

Tulisan Awal
Same old brand new social network? Google+ sudah pasti akan dibandingkan dengan Facebook dan Twitter. Setiap fitur yang ada di Google+ akan disandingkan dengan fitur yang serupa di Facebook dan Twitter. Sebagian orang melakukannya untuk beradaptasi dengan jejaring sosial yang baru ini, sebagian lainnya melakukannya untuk melakukan komparasi. Saya termasuk yang terakhir.

Fitur Google+ yang ingin saya paparkan dalam tulisan ini adalah Circle. Fitur ini adalah salah satu fitur dasar dalam Google+. Tanpa ada Circle ini, tidak akan ada jejaring sosial di Google+. Saya yakin banyak orang akan menyandingkan fitur ini dengan fitur Friends di Facebook atau fitur Following/Followers di Twitter. Walaupun begitu, fitur Circle ini mempunyai ciri khas tersendiri. Mungkin lebih tepat kalau dikatakan Circle itu ibarat kombinasi Friends dan Following/Follower.

Google+ Circles
Gambar di atas adalah empat contoh Circle yang saat ini saya gunakan. Saat saya menambahkan seorang pengguna Google+ (untuk selanjutnya saya sebut Plusser) lain ke dalam salah satu Circle di atas, saya akan menerima update status Plusser tersebut. Konsep ini mirip dengan Following di Twitter. Hanya saja Circle ini pun langsung berfungsi untuk mengelompokan Plusser yang kita ikuti. Jadi, lebih tepat kalau dikatakan Circle ini mirip dengan fitur List di Twitter. Facebook pun memiliki fitur List untuk mengelompokan Friends kita.

Perbedaan yang paling nyata dengan fitur List, baik di Twitter maupun Facebook, adalah Circle ini pun menentukan siapa yang akan menerima update status dari kita. Konsep Circle ini yang membuat Google+ berbeda dengan Facebook dan Twitter. Caranya? Saya jelaskan di bawah ini.

Di Twitter, seorang pengguna (yang biasa kita sebut Tweep) harus follow kita dulu untuk menerima update status dari kita. Di Google+, setiap Plusser yang ada dalam Circle kita akan menerima update status dari kita, baik kita ada dalam Circle mereka atau tidak. Perbedaannya adalah kalau kita tidak ada dalam Circle mereka, update status dari kita akan masuk bagian terpisah yang disebut Incoming.

Status Update in Google+
Gambar di atas adalah contoh konsep Circle. Saya sedang mengakses Circle Teman milik saya. Jadi saya hanya melihat berbagai status dari Plussers yang ada di dalam Circle Teman saya. Saat saya update pun, update saya akan terkirim ke Plussers yang ada di dalam Circle Teman saya. Akan tetapi, untuk Plussers yang tidak memasukan saya ke dalam Circle mereka, update dari saya akan masuk lewat Incoming.

Bingung?

Kita gunakan contoh saja. Misalnya A memasukan B ke dalam Circle bernama Penjahat, tapi B tidak mau memasukan A ke dalam Circle mana pun. Anggap saja B lupa, tidak merasa mengenal A, atau memang tidak mau berurusan dengan A lagi.

Saat B update status, A akan menerima update status tersebut, baik lewat Circle Penjahat maupun lewat Stream (agregasi seluruh Circle). Saat A update status, B akan menerima status update tersebut lewat Incoming. Hal ini dikarenakan B tidak memasukan A ke dalam Circle mana pun.

Masih bingung?

Pengalaman adalah guru terbaik. Silakan coba sendiri bermain dengan Circle ini. Circle ini adalah fitur dasar dalam Google+ karena Circle ini menentukan dari siapa kita akan menerima dan kepada siapa kita akan memberi. Dapat dikatakan Circle ini menjadi kunci bagi Plussers untuk membatasi pergaulan mereka di Google+.

Circle hanya satu bagian kecil dari berbagai fitur yang ada di Google+. Masih ada fitur-fitur lain dalam Google+ yang menarik untuk dicoba, seperti HangoutHuddle, atau Sparks. Masih banyak perintilan lain yang bisa kita utak-atik di Google+. Kita tidak akan pernah tahu apa saja kelebihan dan kekurangan Google+ bila kita tidak mencobanya sendiri. Jadi, manfaatkan invitation yang Anda terima untuk mengakses Google+. Sekarang! -atau besok, lusa, bulan depan, atau kapan pun Anda suka.

Semoga bermanfaat!

--
Amir Syafrudin

Jumat, 01 Juli 2011

Mengurus Paspor RI

Tulisan di bawah ini disumbangkan oleh penulis tamu bernama Ratna Aditia. Penulis yang bersangkutan dapat dikontak lewat akun Twitter @raditcsui.

PERSYARATAN PERMOHONAN PASPOR RI
  1. Mengisi formulir permohonan paspor RI dengan benar dan lengkap (perdim 11, yang dapat diperoleh di kantor imigrasi);
  2. Melampirkan berkas asli dan foto kopi identitas diri, antara lain:
    • Kartu Tanda Penduduk (KTP);
    • Kartu Keluarga (KK);
    • Akte Kelahiran atau Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah;
    • Surat Kawin/Akte Nikah bagi yang telah menikah;
  3. Paspor RI yang lama bagi pemohon penggantian paspor RI;
  4. Surat ganti nama (jika direncanakan akan dilakukan perubahan atau pergantian nama);
  5. Rekomendasi tertulis dari atasan atau pimpinan bagi mereka yang bekerja sebagai PNS, karyawan BUMN, TNI/Polri atau Karyawan Swasta;
  6. Pemohon melakukan pembayaran sesuai ketentuan yang berlaku (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI).
PERSYARATAN UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR (DIBAWAH 17 TAHUN)
  1. Mengisi formulir permohonan paspor RI dengan benar dan lengkap (perdim 11, yang dapat diperoleh di kantor imigrasi);
  2. Melampirkan berkas asli dan fotokopi identitas diri, antara lain;
    • Akte lahir;
    • KTP orang Tua;
    • Kartu Keluarga;
    • STTB/Ijazah, atau Akte Lahir Orang Tua;
    • Surat Kawin/Nikah Orang Tua;
    • Foto Kopi Paspor Orang Tua yang masih berlaku;
  3. Paspor RI yang lama bagi pemohon penggantian paspor RI;
  4. Melampirkan surat pernyataan tertulis materai Rp 6000 dari Orang Tua;
  5. Pemohon melakukan pembayaran sesuai ketentuan yang berlaku (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI).
Semoga bermanfaat!

--
Mohon  maaf sebelumnya karena prosedur pengurusan paspor RI yang terkait belum dapat disertakan dalam tulisan ini.

Rabu, 01 Juni 2011

Mengunduh Manga dengan Aplikasi Manga Downloader

Kalau Anda gemar membaca manga (Komik Jepang), mungkin Anda akan tertarik dengan alternatif cara mengunduh (download) manga yang nyaman. Dalam tulisan ini, saya akan memaparkan cara mengunduh manga scanlation menggunakan aplikasi Manga Downloader yang dikembangkan oleh DomDomSoft.

Aplikasi ini sudah sering saya gunakan untuk mengunduh manga scanlation dari berbagai situs online manga reader. Untuk menyederhanakan tulisan ini, saya hanya akan paparkan cara mengunduh manga scanlation dari situs mangareader.net dengan aplikasi DomDomSoft Manga Downloader versi 3.5 Limited (gratis tapi terbatas).

Tampilan Awal Aplikasi DMD

Gambar di atas adalah tampilan awal DomDomSoft Manga Downloader (DMD). Semua aktifitas dasar untuk mengunduh manga scanlation ada di tampilan awal ini. Di bagian kiri (sidebar) tersedia pilihan situs online manga reader yang kita mau (pada gambar dipilih MangaReader) dan daftar manga scanlation yang tersedia di situs tersebut.

Untuk mulai mengunduh manga scanlation, cukup klik dua kali pada salah satu judul manga scanlation dalam daftar yang tersedia di sidebar. Saya ambil contoh manga scanlation 13 Club. Klik dua kali pada pilihan 13 Club untuk menampilkan daftar chapter yang dapat diunduh seperti pada gambar di bawah ini.

Download Chapter Baru

Pilih chapter yang ingin Anda unduh di bagian kiri (List Chapters), tekan tombol >> untuk memasukan chapter pilihan Anda ke daftar unduhan, dan klik tombol Download (tombol dengan gambar disket dan tanda plus). Aplikasi DMD akan segera mengunduh chapter sesuai pilihan Anda.

Status manga scanlation yang sedang diunduh dapat dilihat pada tampilan awal Aplikasi DMD. Status yang dimaksud antara lain berapa persen yang sudah berhasil diunduh, diunduh dari situs online manga reader yang mana, dan hasil unduhan disimpan di direktori mana dalam komputer Anda.

Sampai di sini Anda cukup menunggu aplikasi DMD selesai mengunduh semua chapter yang Anda inginkan. Manga scanlation yang berhasil diunduh akan disimpan dalam sub-direktori di bawah direktori pilihan Anda. Masing-masing chapter akan disimpan dalam sub-direktori yang berbeda.

Selanjutnya Anda dapat mencoba mengatur beberapa konfigurasi aplikasi DMD ini agar sesuai dengan kebutuhan Anda. Konfigurasi aplikasi DMD ini dapat diakses dengan klik tombol Options (tombol dengan gambar obeng) di bagian atas (toolbar) tampilan awal aplikasi DMD. Beberapa konfigurasi yang saya sarankan untuk dicoba antara lain:
  1. Save as ZIP.
    Pada tab Download dalam Options, pilih ZIP dalam Compress/Convert after downloading. Dengan mengaktifkan pilihan ini, masing-masing chapter akan disimpan dalam file ZIP terpisah dan bukan dalam sub-direktori terpisah.
  2. Proxy Server.
    Pada tab Proxy dalam Options, klik pilihan Use Proxy dan masukan informasi proxy server yang Anda gunakan.
Untuk konfigurasi lainnya silakan Anda coba sendiri. Dua konfigurasi di atas adalah konfigurasi yang paling penting bagi saya karena saya ingin chapter yang diunduh tersimpan dalam ZIP (bukan sub-direktori) dan ada kalanya saya menggunakan proxy server untuk terhubung ke Internet.

Catatan:

Semoga bermanfaat!

--
Amir Syafrudin

Minggu, 08 Mei 2011

Blokir Virus USB Flash Disk

Modus operandi virus yang menyebar lewat USB Flash Disk pada umumnya memanfaatkan fitur Autorun yang tersedia di Windows. Fitur Autorun ini memudahkan pengguna karena setiap removable media seperti USB Flash Disk dicolokan di PC, Windows akan otomatis mengeksekusi aplikasi yang ada di dalam removable media itu.

Salah satu cara efektif untuk menangkal virus yang disebarkan lewat USB Flash Disk adalah dengan mematikan fitur Autorun itu. Hal ini dapat dilakukan langsung lewat konfigurasi pada Windows yang kita gunakan. Dalam tulisan ini saya ingin berbagi salah satu aplikasi yang dapat memudahkan pengaturan ini, yaitu NoAutorun.

Aplikasi NoAutorun ini adalah aplikasi open source. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis dari http://sourceforge.net/projects/noautorun/. Aplikasi ini tidak memerlukan instalasi. Jadi dari package yang berhasil diunduh, cukup jalankan file NoAutorun.exe.

Tampilan Awal NoAutorun
Setelah dijalankan pertama kali, aplikasi ini akan otomatis berjalan setiap kali PC dinyalakan. Setiap kali kita menyolokan USB Flash Disk ke PC kita, fitur Autorun dari Windows kita tidak akan lagi aktif. Untuk mengakses isi USB Flash Disk, kita perlu membukanya lewat Windows Explorer secara manual.

Tampilan Config NoAutorun
Aplikasi NoAutorun ini akan melengkapi aplikasi AntiVirus yang ada di PC kita. Dengan begitu, kemungkinan PC kita terkena virus lewat USB Flash Disk dapat ditekan lebih jauh lagi. Pertahanan PC kita terhadap virus yang disebarkan lewat USB Flash Disk menjadi lebih baik.

Ada satu "kelemahan" dalam aplikasi ini. Dengan NoAutorun, semua removable media tidak akan lagi berjalan secara otomatis. Hal ini mungkin menyulitkan pengguna dalam kasus-kasus tertentu. Misalnya kita memiliki aplikasi yang tersimpan di CDROM. Kita ingin setiap kali kita memasukan CDROM ini, aplikasi di dalamnya langsung berjalan. Tapi dengan adanya NoAutorun, aplikasi di dalam CDROM ini pun tidak akan berjalan secara otomatis.

Masalah ini dapat diatasi dengan mudah. Lewat tampilan Config (diakses lewat menu Config) kita dapat mengaktifkan pilihan Keep CDROM autorun. Dengan mengaktifkan pilihan ini, aplikasi di dalam CDROM akan tetap otomatis dijalankan oleh Windows sambil tetap mematikan fitur Autorun untuk USB Flash Disk.

Semoga bermanfaat!

--
Amir Syafrudin

Jumat, 25 Februari 2011

Bypass Blokir Twitter

Sebelumnya saya sudah memaparkan cara menggunakan GTalk untuk ngetweet, yaitu dengan menggunakan layanan TweetSwitch. Selain update status kita di Twitter, kita pun dapat membaca timeline, mentions/replies, dan direct messages menggunakan GTalk dengan TweetSwitch. Terlepas dari itu, kelebihan utama TweetSwitch adalah untuk bypass blokir Twitter.

Bypass blokir Twitter ini dimungkinkan karena kita tidak langsung terhubung ke Twitter. Kita hanya terhubung ke BOT TweetSwitch di GTalk kita. Semua komunikasi yang terjadi (entah itu mengirim atau menerima tweet) dilakukan antara akun GTalk kita dan BOT GTalk TweetSwitch. Dengan begitu kita seolah-olah tidak terhubung dengan Twitter. Masalahnya hanya muncul bila GTalk pun diblokir.

Lewat tulisan ini, saya akan memaparkan alternatif lain untuk mengakali blokir Twitter tersebut. Layanan yang akan saya gunakan dalam tulisan ini adalah TwitterGadget. Langkah-langkah yang perlu kita lakukan untuk mulai menggunakan TwitterGadget adalah sebagai berikut:
  1. Masuk ke http://www.twittergadget.com/gadget.asp. Perlu diperhatikan bahwa konfigurasi awal ini hanya dapat dilakukan di komputer yang dapat mengakses Twitter.
  2. Klik tombol Sign in with Twitter.
  3. Selanjutnya kita akan diarahkan ke Twitter untuk memberi akses TwitterGadget ke akun Twitter kita. Masukan username dan password Twitter kita (jika diminta) dan klik tombol Allow.
  4. Selanjutnya kita akan diarahkan kembali dalam keadaan login ke TwitterGadget. Klik tombol Options (gambar kotak kecil dengan gambar segitiga terbalik di dalamnya) di pojok kanan atas.
  5. Klik Account.
  6. Kita akan diarahkan ke form pembuatan akun TwitterGadget (bukan akun Twitter). Username yang digunakan sama dengan akun Twitter kita, tapi password boleh berbeda. Akun TwitterGadget ini yang nantinya akan kita gunakan untuk bypass blokir Twitter.
  7. Setelah mengisi password, klik tombol Create Account. Akan muncul notifikasi bahwa akun TwitterGadget berhasil dibuat.
  8. Kembali ke halaman utama TwitterGadget, klik tombol Adjust Settings (gambar gerigi) di pojok kanan atas. Pada pilihan yang muncul, ubah pilihan Show Thumbnail dari "Yes" menjadi "No". Klik tombol save.
  9. Konfigurasi selesai. Logout dari TwitterGadget.
Inti dari konfigurasi di atas adalah membuat akun TwitterGadget. Dengan akun ini, kita sudah bisa menggunakan TwitterGadget tanpa sedikit pun mengakses Twitter. Pilihan Show Thumbnail sengaja dimatikan karena, berdasarkan informasi yang saya terima, thumbnail (avatar) yang digunakan TwitterGadget masih terhubung ke Twitter. Jadi pilihan ini dimatikan untuk mencegah deteksi akses ke Twitter.

Untuk menggunakan TwitterGadget pada komputer yang diblok dari Twitter, kita cukup masuk ke halaman http://www.twittergadget.com/gadget.asp dan klik tombol Can't sign in with Twitter? Click Here.
Kita akan diarahkan ke halaman login TwitterGadget (https://www.twittergadget.com/tgauth.php). Masukan username dan password akun TwitterGadget (bukan Twitter) milik kita, klik tombol Sign in with TwitterGadget, dan kita sudah bisa mengakses Twitter di komputer yang diblok dari Twitter.

Semoga bermanfaat!

Referensi:
--
Amir Syafrudin

Kamis, 17 Februari 2011

Nge-tweet dengan Google Talk (GTalk)

PEMBERITAHUAN
Layanan TweetSwitch sudah tidak lagi beroperasi. Jadi informasi yang ada di dalam tulisan ini tidak lagi valid.

Tulisan Awal
Blokir terhadap situs jejaring sosial bukan lagi hal yang aneh; terutama di perkantoran. Tujuan blokir ini tentu saja baik, yaitu agar orang-orang kembali bekerja dan tidak sibuk dengan status update. Namun ada kalanya kita memang perlu terhubung ke situs jejaring sosial itu. Twitter, misalnya, memungkinkan kita untuk mendapat informasi tentang lalu lintas menjelang jam pulang kantor, mengikuti berita terbaru dari sebuah situs berita, atau untuk informasi lainnya.

Kalau ternyata situs jejaring sosial itu diblokir, arus informasi yang kita butuhkan itu akan terhenti. Untungnya ada banyak pilihan alternatif untuk menembus blokir itu. Salah satu alternatifnya adalah lewat Google Talk (GTalk). Tentu saja tidak murni dengan GTalk. Kita akan menggunakan layanan TweetSwitch.

Langkah-langkah yang perlu kita lakukan adalah sebagai berikut:
  1. Masuk ke situs http://tweetswitch.com/.
  2. Di halaman utamanya, klik tombol SIGN IN HERE (atau sejenisnya). Kita akan login menggunakan akun Twitter kita. Jadi pastikan kita sudah memiliki akun Twitter sebelum menggunakan TweetSwitch.
  3. Sebelum memulai prosedur login lewat Twitter, kita akan diminta untuk menyetujui sejenis "Terms and conditions". Sangat disarankan untuk membaca isinya. Untuk melanjutkan, klik tombol I agree to the terms and conditions.
  4. Ikuti prosedur login lewat Twitter. Di bagian ini seharusnya kita akan diminta login ke situs Twitter dan klik tombol Allow. Bila login berhasil, kita akan diarahkan kembali ke situs TweetSwitch.
  5. Pada halaman konfigurasi TweetSwitch (lihat gambar di bawah), kita bisa mulai menambahkan akun GTalk yang ingin kita gunakan untuk berinteraksi dengan Twitter dengan klik tombol Add.
  6. Kita akan diminta memilih akun messenger yang kita miliki. Pilihan yang tersedia adalah Yahoo! Messenger, GTalk, Windows Live Messenger, AIM, dan ICQ. Dalam tulisan ini, kita akan memilih GTalk.
  7. Setelah klik tombol GTalk, kita masukan alamat email Gmail (GTalk) kita dan klik tombol Create. Bila langkah ini berhasil, maka akan muncul pemberitahuan untuk menambahkan BOT tweetswitch ke GTalk kita. Kita harus login ke GTalk untuk menerima invitation dari BOT ini karena BOT ini yang akan menjadi jembatan antara kita dengan Twitter nantinya.
  8. Selanjutnya akan muncul ikon kecil akun GTalk kita pada posisi sejajar dengan tombol Add. Klik dan tahan ikon ini kemudian geser ke kotak dengan tulisan "1st" besar. Ini menandakan bahwa kita ingin mulai menggunakan BOT tweetswitch dengan akun GTalk kita.
  9. Selesai.
Langkah-langkah yang kita lakukan di halaman konfigurasi TweetSwitch (langkah 5 s.d. selesai) akan tersimpan secara otomatis. Kita pun sudah bisa terhubung ke Twitter lewat akun GTalk yang kita gunakan dalam konfigurasi di atas. Kalau pun GTalk pun diblokir, kita bisa menggunakan akun instant messaging lain seperti Windows Live Messenger atau AIM dengan TweetSwitch.

Ada satu tips tambahan. Bila langkah-langkah konfigurasi di atas membingungkan, coba aktifkan pilihan Display Wizard (salah satu checkbox di bagian atas). Bila pilihan ini aktif, panduan konfigurasi (langkah 5 s.d. 9) di atas akan muncul pada halaman konfigurasi sehingga memudahkan kita untuk mengikutinya.

Semoga bermanfaat!

--
Amir Syafrudin

Selasa, 25 Januari 2011

Menghapus Aplikasi Memory Bar Dari USB Flash Disk

Beberapa waktu yang lalu saya sempat menghadiri seminar dan mendapatkan suvenir berupa sebuah USB flash disk berukuran 2 GB. Tidak ada yang spesial dari flash disk tersebut kecuali di dalamnya sudah terisi materi-materi seminar yang diproteksi menggunakan aplikasi bernama Memory Bar.

Fungsi proteksi data Memory Bar cukup baik. Pada prinsipnya Memory Bar membagi space di Flash Disk menjadi bagian yang dapat diakses lewat Windows Explorer (bagian publik) dan bagian yang dapat diakses setelah memasukan password lewat aplikasi tersebut j(bagian privat). Akan tetapi, saya sendiri tidak merasa membutuhkan Memory Bar dan memilih untuk menghapusnya dari USB saya.

Untuk menghapus Memory Bar dengan sempurna, kita dapat mengikuti langkah-langkah di bawah ini. Sebelumnya perlu diperhatikan bahwa langkah-langkah berikut dapat menyebabkan hilangnya data dalam USB. Sebaiknya lakukan back up data terlebih dahulu sebelum menghapus Memory Bar.

Langkah-langkah untuk menghapus aplikasi Memory Bar dari USB:
  1. Setelah USB kita colok ke komputer, buka aplikasi Memory Bar (memorybar.exe).
  2. Klik tab Partition dan arahkan pointer pada bagian Security Disk Size ke "Min".
  3. Klik tombol Partition dan masukan password Memory Bar kita. Klik tombol Login.
  4. Pada jendela peringatan yang muncul, klik tombol Partition. Dengan langkah ini, bagian privat USB flash disk kita akan diformat.
Setelah mengikuti langkah-langkah di atas, bagian privat dari USB flash disk kita akan hilang. USB flash disk kita dapat kembali digunakan sebagaimana layaknya USB flash disk pada umumnya tanpa perlu lagi menggunakan password.

Semoga bermanfaat!

Referensi:
--
Amir Syafrudin

Jumat, 21 Januari 2011

Merubah Username Twitter

Alasan seorang pengguna Twitter ingin merubah username itu bervariasi. Ada yang ingin merubah username mereka menjadi lebih formal. Ada yang justru ingin merubah username mereka karena terlalu formal. Ada yang ingin "bersembunyi" dengan mengganti username. Ada yang merasa username mereka terlalu panjang. Dan berbagai alasan lain yang membuat para pengguna Twitter ingin merubah username mereka.

Untungnya Twitter memperbolehkan penggunanya merubah username masing-masing tanpa batas asalkan username yang dipilih belum digunakan oleh pengguna lain. Jadi bila kita merasa username Twitter yang kita gunakan saat ini kurang merefleksikan siapa diri kita, kita dapat merubahnya dengan mudah sebagaimana langkah-langkah di bawah ini.

Langkah untuk merubah username pada Twitter versi lama:
  1. Setelah login ke web Twitter versi lama, klik tombol Settings di bagian kanan atas.
  2. Cari isian Username dan ubah sesuai keinginan kita.
  3. Klik tombol Save.
Langkah untuk merubah username pada Twitter versi baru:
  1. Setelah login ke web Twitter versi baru, klik pilihan Settings di menu Username kita

    atau klik tombol Profile di bagian tengah atas

    dan klik link Edit your profile.
  2. Ikuti langkah 2 dan 3 di bagian sebelumnya.
Dengan langkah-langkah di atas, kita dapat dengan mudah merubah username Twitter kita. Jadi kita tidak perlu membuat akun Twitter baru (dan mungkin menghapus akun Twitter yang lama) bila kita hanya ingin username Twitter kita berubah.

Semoga bermanfaat!

--
Amir Syafrudin